Hati-hati Cari Info Loker di Platform Digital

Ilustrasi cari lowongan pekerjaan di internet – Foto Net


BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Masyarakat pencari kerja diminta untuk lebih berhati-hati dan selektif dalam mencari informasi terkait lowongan pekerjaan (loker), terutama yang tersebar melalui platform digital.

Pesan tersebut dikeluarkan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengingat banyaknya oknum yang tidak bertanggung jawab melakukan penipuan bagi pencari kerja di platform digital.

"Kami meminta masyarakat untuk melakukan pengecekan ulang terhadap informasi lowongan pekerjaan, baik dengan memverifikasi melalui website resmi perusahaan, media sosial resmi, maupun menghubungi langsung perusahaan terkait," ujar Kepala Biro Humas Kemnaker Sunardi Manampiar Sinaga melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (13/1/2025).

Sunardi mengatakan, aksi penipuan ini juga sudah menjadi perhatian khusus Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli agar pihaknya aktif memberikan layanan pengaduan publik atas lowongan kerja palsu serta aktif menyosialisasikan kepada masyarakat atas kerawanan dan bahaya lowongan kerja palsu.

"Dan bila perlu jika ada pihak yang dirugikan jangan ragu-ragu untuk segera melaporkan kepada pihak kepolisian karena perbuatan tersebut merupakan pidana penipuan," ujarnya lagi.

Ia juga menegaskan pentingnya memastikan kredibilitas perusahaan yang menawarkan pekerjaan. Salah satu indikatornya adalah proses rekrutmen tidak memungut biaya apapun dari pelamar.

"Jika ada pungutan biaya dalam proses rekrutmen, hampir pasti itu adalah modus penipuan," tambahnya.

Selain itu, kredibilitas juga mencakup jenis usaha yang dijalankan perusahaan tersebut tidak bertentangan dengan hukum.

"Ini agar kita tidak terjebak dengan pekerjaan yang bertentangan dengan hukum seperti praktik judi berbasis daring," ujarnya.

Untuk membantu masyarakat lebih waspada, Kemnaker juga mengidentifikasi beberapa ciri-ciri umum lowongan kerja palsu, di antaranya:

1. Tawaran gaji yang tidak masuk akal tinggi untuk posisi yang tidak spesifik.

2. Penggunaan alamat email tidak resmi, seperti yang menggunakan domain umum (contoh: @gmail.com).

3. Tidak ada informasi jelas terkait alamat perusahaan, tanggung jawab pekerjaan, atau syarat-syarat yang logis.

4. Permintaan transfer uang untuk biaya administrasi, pelatihan, atau seragam kerja.

5. Proses perekrutan dilakukan secara tidak transparan, seperti wawancara instan via chat tanpa konfirmasi formal.

Kemnaker juga meminta platform penyedia lowongan pekerjaan untuk lebih teliti dalam memverifikasi informasi yang dipublikasikan.

Untuk masyarakat yang merasa dirugikan atau menemukan indikasi penipuan terkait lowongan kerja, Kemnaker menyediakan saluran pengaduan resmi. Aduan dapat disampaikan melalui website Kemnaker atau layanan hotline di 1500 630.

Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Sekjen Kemnaker) Prof Anwar Sanusi sebelumnya memotivasi mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) peluang besar kerja ketika menjadi seorang sarjana.

"Jangan takut tak dapat pekerjaan setelah lulus perguruan tinggi karena seorang sarjana memiliki kompetensi untuk bersaing di dunia kerja," kata dia saat kuliah umum di ULM di Banjarmasin.

Anwar mengungkapkan penduduk bekerja pada kelompok pendidikan tinggi saat ini menguasai sektor formal 81,09 persen tahun 2024.

Kemudian lapangan usaha yang dominan dikuasai lulusan universitas yakni tersier berupa perdagangan dan jasa di perkotaan dengan persentase 86,06 persen.

Data Kemnaker pada tahun 2023, lulusan SMP masih paling besar 54,59 persen kemudian lulusan SMA dan SMK 32,65 persen dan diploma serta sarjana hanya 13,76 persen.

Adapun pola permintaan tenaga kerja di masa depan menurutnya akan banyak bersentuhan dengan pemanfaatan teknologi digital.

Sedangkan dari sisi softskill berupa kemampuan analisis, orientasi pemecahan masalah, kreatifitas dan komunikasi sangat diperlukan.

"Dua sektor perusahaan dengan lowongan kerja terbesar saat ini dan kedepannya yakni teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan jasa keuangan," jelasnya.

Menutup kuliah umum dengan tema ”Peluang dan Tantangan Pekerjaan di Era Society 5.0”, profesor dalam bidang Ilmu Kebijakan Publik (pengembangan perdesaan) FISIP Universitas Brawijaya itu memberikan wejangan agar para tenaga kerja muda senantiasa menjaga motivasi dalam diri, terus belajar dan membangun jejaring.

Waki Rektor Bidang Kerjasama, Humas, dan Sistem Informasi ULM Yusuf Azis mewakili Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri menyampaikan terima kasih atas kedatangan Sekjen Kemnaker yang telah menyuntik motivasi mahasiswa, sehingga semakin optimis menatap masa depan dengan karir cemerlang.

Sumber: Antara

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال