OJK Ingin CISO Jaga Keamanan Siber di Sektor Perbankan

Chief Information Security Officer (CISO) – Foto Net


BORNEOTREND.COM, JAKARTA – Ancaman siber terhadap industri perbankan Indonesia kian meningkat seiring dengan percepatan digitalisasi di sektor ini. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan bahwa Chief Information Security Officer (CISO) memiliki peran sentral untuk memastikan langkah pencegahan yang tepat guna menjaga keamanan seluruh infrastruktur informasi bank.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan bahwa serangan siber yang dilakukan oleh peretas dapat berujung pada pencurian data sensitif dan pembobolan rekening nasabah, yang berpotensi merusak reputasi dan kestabilan industri perbankan.

“Setiap bank, khususnya melalui CISO, harus secara aktif memastikan bahwa Infrastruktur Informasi Vital (IIV) terlindungi dengan baik. Ini termasuk penerapan langkah-langkah preventif serta kesiapan untuk menghadapi insiden siber,” ungkap Dian dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (27/01/2025).

OJK juga telah mengeluarkan sejumlah peraturan terkait pengelolaan teknologi informasi dan ketahanan siber, di antaranya POJK Nomor 11/POJK.03/2022 dan SEOJK Nomor 29/SEOJK.03/2022, guna memperkuat tata kelola dan mitigasi risiko siber di sektor perbankan.

Namun, OJK mengingatkan bahwa selain langkah pencegahan, perbankan juga harus mampu mendeteksi dan memulihkan diri pasca insiden siber. 

OJK bersama Bank Indonesia (BI) telah menetapkan regulasi yang mewajibkan pelaku usaha sektor keuangan untuk mematuhi standar keamanan siber dan kesiapan dalam menghadapi insiden siber.

Untuk menangani insiden siber yang lebih besar, OJK dan BI juga telah membentuk Tim Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan (TTIS SK), yang bertugas untuk mengelola insiden siber, melindungi data sensitif, serta menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.

Dian menambahkan bahwa untuk mengatasi ancaman siber yang semakin kompleks, kolaborasi antara pelaku usaha sektor keuangan (PUSK), otoritas, dan pihak terkait lainnya sangat diperlukan.

“Sinergi yang kuat akan memungkinkan respons yang lebih cepat dan penguatan ekosistem keamanan siber,” jelasnya.

Selain itu, Dian mendorong sektor perbankan untuk terus mengadopsi teknologi terkini dalam upaya memperkuat perlindungan terhadap sistem dan data yang ada, guna menghadapi potensi ancaman yang semakin canggih.

Dengan langkah-langkah tersebut, OJK berharap sektor perbankan dapat menjaga kepercayaan publik dan memastikan keberlanjutan operasional yang aman di tengah meningkatnya ancaman siber.

Sumber: Antara

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال