Ketua IPKS Muslim Anang Abdullah dan anggota Marhat AR, melakukan konsultasi dengan Dewan Kesenian Kalsel yang dihadiri Ketuanya Taufik Arbain, Sekretaris Tarmuji dan bidang Humas, Litbang dan Kerjasama Khairiadi Asa. (Foto: istimewa) |
BORNEOTREND.COM - Ikatan Pelukis Kalimantan Selatan (IPKS) lakukan konsultasi dan koordinasi dengan Dewan Kesenian (DK) Kalsel, terkait persiapan event akbar para pelukis Kalsel melukis massal dengan objek lingkungan alam (on the spot) di perbatasan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) antara wilayah Kalsel dan Kaltim. Event itu rencananya digelar Juli 2025, dimana saat itu para petani kaki pegunungan Meratus di dua wilayah tersebut sedang melakukan panen di ladang mereka.
Dalam konsultasi (Senin/27/1/2025) tersebut IPKS diwakili langsung ketuanya Muslim Anang Abdullah dan Marhat AR salah satu pelukis dari Tabalong. Marhat AR mengatakan terkait lokasi pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak instansi terkait. Bahkan juga sudah ada sekitar 50 hektare lahan yang diberikan pemerintah (Kementerian Kehutanan) degan status pinjam pakai. Kawasan ini digunakan untuk kegiatan bersama yang dikoordinasi IPKS dengan pihak-pihak lainnya di bidang seni, budaya, dan pariwisata yang berbasis lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Ketua Dewan Kesenian Kalsel, Taufik Arbain berpesan agar kawan-kawan seniman di IPKS bisa bersinergi dan membangun relasi dengan pemerintah, jangan terbelah oleh persoalan politik atau hal lainnya. Begitu juga dengan pihak swasta lainnya, agar selalu membangun kerjasama yang baik, saling menguntungkan dan memberi manfaat bagi semuanya.
"Kawan-kawan seniman harus mengedepankan cara berpikir bagaimana membangun relasi yang baik dengan pemerintah. Tidak terjebak persoalan pilihan politik pasca-pemilu atau pilkada misalnya. Siapapun pemimpin yang terpilih, maka itulah yang harus kita bangun relasinya untuk mengembangkan program yang disusun bersama," ujar Taufik Arbain.
Taufik Arbain juga sangat antusias mendukung sepenuhnya kegiatan IPKS ini, karena di wilayah yang dijadikan lokasinya juga ada objek wisata yang sudah dijalankan masyarakat setempat, tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa Lano, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong.
Menurut Marhat AR, secara geografis, Kecamatan Jaro merupakan wilayah Kalsel yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya dengan Kabupaten Paser. Termasuk kawasan pengembangan IKN.
"Di Desa Lano ini sudah ada objek wisata berupa air terjun dan dikelola oleh Pokdarwis desa setempat. Lahan yang akan dikembangkan IPKS itu juga akan melibatkan masyarakat setempat, mereka akan diberdayakan. Lahan yang luas itu akan dikembangkan sebagai hutan sosial dan wadah dimana seniman-seniman se-Kalsel bisa menggelar karyanya. Rencananya juga masing-masing kabupaten/kota diberi lahan sebagai wadah untuk menampilkan karya-karya seninya," ujar Marhat AR.
Terkait pemberian lahan hak pakai yang cukup luas, Taufik Arbain juga menyarankan disamping didirikan bangunan seperti gazebo dan panggung pertunjukan, perlu dilakukan penanaman tanaman penghijauan. Juga bisa didesain sebagai kampung budaya.
"Di sini juga bisa dikembangkan kampung budaya dimana hal ini menguatkan partisipasi masyarakat sekitar dan mengembnagan perhutanan dan perkebunan sosial, serta melestarikan seni budaya lokal," kata Taufik.
Ditambahkan juga wilayah perbatasan tersebut harus dikembangkan, agar benar-benar menjadi spot-spot yang menarik untuk persinggahan.
"Perlu ada penanda ketika orang masuk wilayah Kalsel di lokasi perbatasan IKN tersebut. Bisa berupa bangunan pintu gerbang atau tampilan karya-karya seni yang khas dari Kalsel. Juga bisa dibikin semacam pasar seni, ada outlet-outletnya," tambah Taufik Arbain.
Terkait rencana event akbar tersebut, Ketua IPKS Muslim Anang Abdullah, juga menyebutkan pihaknya sudah menyampaikan tentang rencana kegiatan dan teknis pelaksanaannya kepada semua anggotanya.
Penulis: Khairiadi Asa