SUKSES: dr Meldy Muzada Elfa, Sp.PD, K-Ger, FINASIM, MM - Foto Dok Istimewa |
TAKDIR hidup siapa yang tau. Mungkin kalimat tersebut cocok untuk menggambarkan keadaan dr Meldy Muzada Elfa, Sp.PD, K-Ger, FINASIM, MM saat menuntut ilmu di bangku kuliah Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Sang ayah yang merupakan kepala keluarga harus lebih dulu berpulang ke Rahmatullah karena sakit. Padahal waktu itu dirinya masih berstatus mahasiswa semester 7. Belum lagi dirinya merupakan putra tertua dengan 5 bersaudara, tentu waktu itu ada beban moral dan mental tersendiri yang harus ditanggungnya.
“Jadi waktu itu saya mikirnya bagaimana caranya saya bisa lulus tepat waktu dan bisa segera bekerja. Karena ada 4 adik saya yang masih kecil-kecil dan masih sekolah. Saya tentu juga harus bertanggungjawab terhadap mereka sepeninggal ayah saya,” tegasnya.
Karena itulah dirinya pun mencoba terus memotivasi diri untuk sungguh-sungguh belajar dan menyelesaikan kuliahnya agar bisa menjadi orang yang sukses di masa depan. Niat disertai dengan usaha yang tanpa menyerah itu pun membuahkan hasil, Dokter Meldy sapaan akrabnya bisa lulus dengan IPK tertinggi waktu itu.
“Waktu itu setelah lulus saya juga langsung ditawari bekerja di RSUD Ulin Banjarmasin sebagai Staf Medik Ilmu Penyakit Dalam. Tawaran itu tidak saya sia-siakan, karena saya pikir saya harus segera mengabdikan diri sebagai seorang dokter dan melanjutkan hidup untuk membantu ibu dan adik-adik saya,” kenangnya.
Kini momen tersebut sudah berlalu, Dokter Meldy pun tumbuh dan telah sukses berkarir di bidang kedokteran sebagai dokter spesialis penyakit dalam. Tidak hanya dikenal sebagai seorang dokter, dirinya pun juga aktif sebagai dosen, pernah dipercaya memimpin organisasi kepemudaan yaitu Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Kalsel hingga aktif diberbagai kegiatan pembedayaan masyarakat, khususnya dibidang kesehatan dan budaya.
Bagaimana kah perjalanan hidup, tips suksesnya hingga apa saja pandangannya terhadap masalah kesehatan dan kepemudaan di Banua, berikut wawancara singkatnya dengan 2 wartawan media online www.borneotrend.com Arief Rahman dan Realita Nugraha;
Apa yang melatarbelakangi sehingga Anda tertarik menekuni profesi sebagai dokter?
Jawab:
Menjadi seorang dokter memang tidak lepas dari peran orang tua yang mengarahkan saya waktu itu untuk mendaftar kuliah di fakultas kedokteran. Padahal sebelumnya dulu sejak dibangku sekolah, tidak terbersit waktu itu keinginan menjadi seorang dokter. Bahkan waktu itu sempat terpikir berbagai macam profesi yang ingin saya geluti, mulai dari pilot, astronot bahkan ilmuan. Namun seiring berjalannya waktu dan menekuni bidang kesehatan di fakultas kedokteran, keinginan dan bangga akan profesi seorang dokter mulai tumbuh.
Apalagi waktu itu saat abah sakit dan saya masih kuliah, saya ikut merawatnya sampai beliau wafat. Setelah momen itu keinginan menekuni profesi sebagai seorang dokter semakin kuat. karena bagi saya profesi ini tidak hanya membanggakan, tapi juga punya keistimewaan lain, yakni bisa menjadi sarana untuk membantu orang banyak.
Setelah lulus kuliah, lantas kenapa memilih menekuni bidang kesehatan penyakit dalam?
Jawab:
Setelah saya lulus di Falkultas Kedokteran dengan nilai terbaik, saya waktu itu diajak Direktur RSUD Ulin Banjarmasin Dokter Abimanyu untuk membantunya mengembangkan layanan kesehatan yang berfokus pada kesehatan lansia. Kesempatan itu tentunya tidak saya sia-siakan dengan langsung menyetujuinya.
Nah namun untuk mengambil disiplin ilmu kesehatan lansia ini, tentunya sangat berhubungan dengan penyakit dalam. Maka dari itulah saat itu saya mulai fokus belajar terkait penyakit dalam hingga mengambil sekolah spesialis dibidang itu. Lalu keilmuan tadi saya kembangkan lagi ke bagian spesifik lagi, yakni penyakit dalam bagi para lansia. Alhamdulillah kini tidak hanya menjadi dokter penyakit dalam saja, tapi saya juga menjadi sub spesialis konsultan untuk kesehatan lansia.
PRAKTEK: dr Meldy Muzada Elfa, Sp.PD, K-Ger, FINASIM, MM saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien lansia di RSUD Ulin Banjarmasin - Foto Dok Istimewa |
Sukses berkarir dibidang kedokteran, khususnya dibidang penyakit dalam, adakah karir lainya yang ingin Anda capai lagi?
Jawab:
Kalau kita bicara pencapaian dari sisi karir, tentu apa yang bisa capai hari ini saya pikir sudah lebih dari cukup, khususnya dibidang kedokteran.
Tapi tentunya saya tidak berpuas diri begitu saja, karena bagi saya hari ini yang lebih penting itu bukanlah jabatan apa yang diberikan kepada saya, tapi bagaimana ilmu yang saya miliki ini dapat didistribusikan dengan seluas-luasnya dan bermanfaat untuk orang banyak.
Karena itulah walau sesibuk apa pun aktifitas saya sebagai dokter, saya sangat suka menambah aktifitas lainnya yang berhubungan dengan transfer ilmu yang saya miliki. Saya sempatkan untuk mengajar sebagai dosen, aktif memberikan materi kesehatan di berbagai kajian hingga seminar, aktif di berbagai organisasi mulai dari kepemudaan, organisasi masyarakat hingga hal-hal yang berhubungan dengan bidang sosial. Semuanya tadi tentunya saya lakukan agar saya bisa terus memberikan dampak positif bagi orang banyak, khususnya yang sesuai dengan disiplin ilmu yang saya miliki.
NARASUMBER: dr Meldy Muzada Elfa, Sp.PD, K-Ger, FINASIM, MM saat menjadi pembicara pada salah satu seminar di Kota Banjarmasin - Foto Dok Istimewa |
Bagaimana Anda melihat perkembangan dunia kesehatan hari ini, khususnya yang ada di Banua?
Jawab:
Di dunia hari ini memang tren penyakit itu sudah bergeser dari penyakit menular ke tidak menular. Kalau dulu kita mengenal banyak sekali menyakit menular seperti malaria, tipus, kolera, TB hingga penyakit lainnya, kini seiring berkembangnya peradaban dan majunya teknologi, penyakit tersebut sudah bisa dikendalikan.
Namun karena semakin majunya peradaban dan teknologi tadi, ini memunculkan fenomena baru yakni berkembangnya penyakit tidak menular di masyarakat, contohnya mulai dari kanker, gagal ginjal, jantung, kencing manis hingga darah tinggi. Hal itu tidak lepas dari semakin malasnya masyarakat untuk beraktifitas karena semakin dimudahkan dengan teknologi. Ditambah semakin menjamurnya makanan instan yang lezat tapi rendah gizi membuat tren penyakit tidak menular ini semakin meluas di masyarakat.
Lantas bagaimana seharusnya masyarakat menyikapinya, khususnya agar terhindar dari penyakit tidak menular tersebut?
Jawab:
Majunya peradaban dan teknologi tadi tidak bisa kita hindari, bahkan kalau kita hindari kita akan tertinggal jauh. Bahkan dalam berbagai kesempatan saya katakan kita harus mengikutinya, namun tetap juga harus beriringan dengan menerapkan pola hidup sehat.
Misalnya walau aktifitas kita semakin dimudahkan dengan teknologi, kita tetap harus rajin melakukan aktifitas fisik hingga berolahraga secara rutin untuk menjaga tubuh tetap bugar dan sehat. Lalu walau semakin banyak makanan instan yang lezat kini dengan majunya peradaban, kita tetap harus memprioritaskan asupan tubuh kita dengan berbagai makanan bergizi yang bagus untuk metabolisme tubuh.
Kalau ini bisa dilakukan dengan baik dan konsisten, kita bisa menghindari terkena penyakit tidak menular tersebut dan hidup lebih baik dengan kesehatan yang lebih terjaga.
Beberapa waktu terakhir ini ramai kembali isu masalah Pandemi. apa saran Anda untuk masyarakat agar tidak mudah terserang virus, khususnya yang berhubungan dengan Pandemi?
Jawab:
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, seimbangkan hidup dengan rutin berolahraga, makan makanan bergizi hingga rutin membersihkan diri agar imunitas terjaga. Kalau itu dilakukan tentunya saya yakin masyarakat tidak mudah terserang berbagai penyakit yang mulai ramai menjadi isu sekarang.
Tidak hanya aktif dibidang kedokteran, Anda juga aktif dibidang kepemudaan dan bahkan pernah menjabat sebagai pimpinan di organisasi kepemudaan. Boleh diceritakan sedikit bagaimana perjalanan karir dibidang kepemudaan tersebut?
Jawab:
Sejak dari kuliah memang saya aktif di organisasi, kebiasaan ini pun saya lanjutkan hingga saya menjadi seorang dokter. Waktu kuliah saya aktif di BEM kampus, lalu setelah lulus dan aktif jadi dokter, saya dipercaya oleh teman-temen pemuda di Muhammadiyah untuk memimpin PWPM Kalsel.
Disana banyak yang bisa kami lakukan, baik itu kaderisasi kepemudaan di Muhammadiyah hingga melakukan berbagai kegiatan sosial di masyarakat. Salah satu kegiatan sosial yang kami lakukan dan cukup berkesan adalah Program Bina Mualaf di desa terpencil. Melalui kegiatan itu saya bersama teman-teman pemuda lainnya melakukan kunjungan ke desa-desa terpencil di wilayah HST hingga HSS, khususnya dalam membantu dan melakukan pembinaan kepada masyarakat yang ada disana.
PEDULI: dr Meldy Muzada Elfa, Sp.PD, K-Ger, FINASIM, MM saat bersama aktif melakukan berbagai kegiatan sosial bersama PWPM Kalsel - Foto Dok Istimewa |
Bagaimana Anda melihat organisasi kepemudaan hari ini, apa yang harus dilakukan sekarang supaya dapat berkontribusi optimal bagi masyarakat?
Jawab:
Tiap era tentunya paradigma organisasi kepemudaan itu berubah-ubah. Kalau dulu waktu zaman kemerdekaan, paradigmanya tentu bagaimana pemuda harus ikut bergerak dan berjuang untuk melawan penjajah dan meraih kemerdekaan. Lalu saat era reformasi paradigma organisasi kepemudaan adalah bagaimana para pemuda bisa mengaktualisasikan dirinya untuk bisa ikut berkontribusi dalam berbagai bidang demi kemajuan bangsanya.
Nah hari ini juga berubah lagi paradigmanya. Dengan semakin berkembangnya era globalisasi dan kemajuan zaman tentunya negara kita ini kalau tidak mampu berdikari sendiri, maka bisa saja akan diatur atau dijajah oleh bangsa lain kembali dengan banyak cara.
Karena itulah menurut saya akan lebih baik kalau sekarang organisasi kepemudaan harus mulai berpikir bagaimana mendorong para anggotanya untuk berkontribusi demi mencapai kemandirian bangsa dengan kerja keras dan karyanya. Bagi saya kemandirian bangsa ini penting, karena kita harus bisa mewujudkannya demi terciptanya Indonesia Emas sesuai cita-cita pemimpin negeri.
Apa saran yang Anda bisa berikan untuk para pemuda hari ini agar bisa menapaki pintu kesuksesan?
Jawab:
Dalam banyak kesempatan, saya sering berbicara banyak dengan junior-junior saya di organisasi kepemudaan, mahasiswa saya hingga anak muda, bahwa kita jangan pernah terobsesi dengan orang lain. Fokuslah dengan diri sendiri saja, cari potensi hingga keahlian terbaik dalam diri, lalu asah dan maksimalkan. Kalau itu bisa dilakukan saya yakin pasti mereka bisa sukses suatu saat sesuai bidang yang digelutinya.
Lalu yang tidak kalah penting adalah jangan pernah merasa jika kita pernah gagal maka kita akan terus gagal. Semua pasti pernah gagal dalam hidupnya, tapi yang harus kita lakukan adalah bagaimana kegagalan itu jadi pembelajaran dan motivasi agar kita tidak gagal lagi dan sukses kedepannya.(*****)
Profil Singkat dr Meldy Muzada Elfa, Sp.PD, K-Ger, FINASIM, MM
BAHAGIA: dr Meldy Muzada Elfa, Sp.PD, K-Ger, FINASIM, MM saat bersama keluarga - Foto Dok Istimewa |
Nama : dr. Meldy Muzada Elfa, Sp.PD, K-Ger, FINASIM, MM
Riwayat Pendidikan
- SDN Barabai Timur 1
- SLTPN 1 1 Barabai
- SMUN 1 Barabai
- FK ULM S1 Pendidikan Dokter
- FK ULM Profesi Dokter
- FK UGM Spesialis I Penyakit Dalam
- FKKMK UGM Spesialis II Konsultan Geriatri
- UNISKA S2 MM Konsentrasi Kesehatan
Riwayat Pekerjaan
- Staf Medik KSM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Ulin Banjarmasin
- Staf Pengajar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK ULM
- Surveiyor Lembaga Akreditasi RS Indonesia
- Direktur Medlawfin Institute
- Sekretaris Komite Medik RSUD Ulin Banjarmasin
Riwayat Organisasi
- PW Pemuda Muhammadiyah Kalsel - Ketua
- Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Kalsel - Bidang Pengabdian Masyarakat
- Pengurus Cabang PAPDI Kalsel - Anggota Bidang Organisasi
- Pengurus Cabang Pergemi Banjarmasin - Wakil Ketua
- Pengurus PAPDI Cabang Kalsel - Anggota Bidang Organisasi