![]() |
EDUKASI SISWA: Koordinator Program BASAkalimantan Wiki, Hudan Nur mengedukasi siswa dan siswi SMAN 1 Martapura terkait isu "brain rot" dalam kegiatan Wikithon Partisipasi Publik #2– Foto Ist |
BORNEOTREND.COM, KALSEL - Peduli dengan masa depan anak muda, BASAkalimantan Wiki mengangkat isu "brain rot" dalam program Wikithon (wiki marathon) Partisipasi Publik #2.
Dipimpin langsung Koordinator Program Hudan Nur, juga Manager Event Adhansatya Praja, Diang Anggrek, Dwitya Amanda, Bumi, Khalifaturridho, dan Mika August, mereka mengunjungi SMAN 1 Martapura, Jumat (7/2/2025) pagi.
Istilah brain rot adalah kondisi penurunan mental yang disebabkan oleh konsumsi konten-konten di media digital berkualitas rendah secara berlebihan. Brain rot yang juga dikenal sebagai "pembusukan otak"
Sekitar 150 siswa antusias menyambut kegiatan ini, TAK terkecuali Kepala Sekolah SMAN 1 Martapura Eko Sanyoto SPd MPd yang mengaku senang dengan kedatangan tim BASAKalimantan Wiki, satu organisasi yang peduli pada permasalahan sosial, terutama terkait anak muda.
"Semoga kegiatan dalam rangkaian Jumat Literasi ini, siswa dan siswi mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang baru di luar pengetahuan akademis," ucapnya, sembari mengingatkan kepada anak didik agar memperhatikan matrri yang disampaikan selama kegiatan.
Dalam kegiatan ini, siswa dibagi menjadi dua kelompok, sebagian di dalam aula sekolah untuk mengikuti WIKITHON #2 "Brain Rot" dan sebagian besar tetap di Lapangan untuk mengikuti kegiatan Diseminasi "Mitigasi Sampah Plastik" & Penjelasan Lomba Wikithon #2.
Perwakilan komunitas yang turut dilibatkan yakni Izlal Latief dari Komunitas Green Generation. Kebetulan Izlal adalah mahasiswa psikologi, sehingga tepat dengan isu brain rot.
Ia mengingatkan para siswa agar berhati-hati dengan konten-konten yang bertebaran di media sosial.
"Sebelum kalian terjun ke dunia sebenarnya, jaga diri kalian, kontrol dari kalian, perhatikan dan kenali diri sendiri, tanpa harus terpengaruh oleh konten-konten receh yang tidak penting buat diri kalian," ingatnya.
Sementara Hudan Nur menerangkan, di era digital saat ini, ada kekhawatiran pada dampak dari konsumsi konten-konten media sosial berkualitas rendah dan tidak punya makna sehingga menyebabkan pembusukan otak (brain rot).
"Akibatnya, muncul gejala seperti kabut mental, kelelahan mental, berkurangnya rentang perhatian, dan terjadi penurunan kamampuan kognitif," ujar Hudan.
Sebab itu, lanjut Hudan, kesadaran individu perlu mendapat penguatan, karena pembusukan otak bisa dicegah dengan membatasi kebiasaan menggulir dan kecanduan media sosial dengan membatasi waktu terhadap konten-konten kualitas rendah dan tidak bermakna.
"Bayangkan kalau ini tidak dicegah. Menuju Indonesia emas 2045 tapi generasinya memiliki kemampuan kognitig yang jauh dari generasi sebelumnya. Mau dibawa ke mana negara ini?" tegas Duta Baca Kota Banjarbaru ini.
Untuk membuat siswa lebih tertarik dan bersemangat, BASAkalimantan Wiki menyiapkan sejumlah hadiah, di antaranya berupa tumbler, bagi yang memberikan tanggapan cukup menarik atau solutif terhadap persoalan brain rot. Lomba berpendapat ini berlangsung hingga 28 Februari 2025.
Sebagai informasi, BASAkalimantan Wiki juga akan menggelar Webinar#3 terkait dampak negatif bagi otak yang kadung terpapar konten receh pada 10 Februari 2025 mendatang.
BASAkalimantan Wiki (BkW) didukung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan berkonsentrasi untuk mempererat peran pemuda dalam merespon isu sipil dengan menggunakan platform kreatif 3 bahasa (Inggris, Indonesia, Banjar).
Pada kesempatan kali ini, memasuki gerbang Wikithon Partisipasi Publik#2 yaitu lomba berpendapat bagi pelajar dan mahasiswa/umum dengan tema atau isu Brain Rot, BkW akan menggelar WEBINAR#3 DAMPAK NEGATIF MEDIA DIGITAL TERHADAP PEMBUSUKAN OTAK
Webinar#3 BkW kali ini akan dinarasumberi oleh dr Winda Oktari A SpKJ yang membahas terkait kesehatan mental dan Dr Imam Qalyubi yang membahas terkait trik dan menggali gagasan untuk menulis persuasif yang kreatif.
BASAkalimantan Wiki (BkW) didukung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan berkonsentrasi untuk mempererat peran pemuda dalam merespon isu sipil dengan menggunakan platform kreatif 3 bahasa (Inggris, Indonesia, Banjar).