![]() |
Oleh: Noorhalis Majid (Ambin Demokrasi) |
BORNEOTREND.COM - Tagline popular Gubernur terpilih ketika kampanye, “bekerja bersama, merangkul semua”, sekarang terasa dilema.
Banyak yang menafsirkan, gubernur benar-benar akan merangkul semua pihak untuk dipekerjakan di pemerintahan. Terbukti kabarnya banyak yang merapat, bukan saja yang akan memasuki masa pensiun, tapi juga yang sudah pensiun dan para “petualang” jabatan.
Apalagi ketika Gubernur memberi sinyal akan merekrut tenaga ahli dan staf khusus, serta memberdayakan para pensiunan untuk kembali bersama membangun. Semakin memberi harapan, bahwa Gubernur benar-benar merangkul semua tanpa kecuali.
Dilema, sebab di lain sisi Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Zudah Arif Fakhrullah melarang kepala daerah baru mengangkat staf khusus dan tenaga ahli, bahkan mengancam memberikan sanksi, apabila ada yang melakukannya.
Larangan tersebut memang terkesan berlebihan, bila dihubungkan dengan prinsif otonomi daerah, namun rezim “efisiensi” berkehendak lain. Pemerintah pusat sangat mungkin memberi tekanan pada pemerintah daerah yang dianggap tidak patuh.
Kalau pun tetap ingin merekrut tenaga ahli dan staf khusus, karena di dalamnya mengandung muatan akomadatif balas jasa politik, maka harus pandai memberi alasan agar berkesesuaian dengan semangat efisiensi. Misalnya, bidang yang ditangani tidak tumpang tindih dengan dinas, badan dan lembaga yang sudah ada. Bidang tersebut sangat dibutuhkan untuk percepatan tujuan nasional, dan lain-lain.
Dalam soal memberi nama bidang tersebut, tentu “kada kakurangan akal”, bila tetap menginginkan adanya tenaga ahli dan staf khusus. Bahkan untuk memberi seribu alasan pun, tentang betapa perlunya tenaga ahli dan staf khusus, pasti bisa dilakukan.
Yang perlu diingat, dilema lainnya, benarkah keberadaan tenaga ahli dan staf khusus berujung pada perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih?
Benarkah dalam rangka membangun kesejahteraan bersama? Atau sebaliknya, KKN tetap subur, dan kesejahteraan hanya berputar di segelintir orang serta kelompok sekitar kekuasaan? Kalau itu yang terjadi, bukan saja tidak efisien, tapi juga tidak efektif dan percuma. (nm)