Jelang Ramadan, MUI: Lanjutkan Boikot Produk Terafiliasi Israel

 

Aksi boikot produk terafiliasi Israel. Foto-Istimewa

BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan kepada umat Islam dan masyarakat secara umum untuk melanjutkan dan bahkan memperkuat aksi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan praktik penjajahan, genosida, dan pembersihan etnis Israel di Palestina.

MUI menilai meskipun gencatan senjata telah terjadi di Jalur Gaza pada 19 Januari 2025, aksi boikot tidak boleh kendur karena kebijakan genosida berupa rencana pengusiran paksa bangsa Palestina dan penjajahan di Palestina masih berlangsung.

"Kami mendorong seluruh kekuatan masyarakat sipil di berbagai belahan dunia untuk terus melakukan dan mengintensifkan aksi boikot terhadap produk Israel dan produk pihak manapun yang berafiliasi dengan Israel dan gerakan Zionisme," kata Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof. Sudarnoto Abdul Hakim dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (26/2/2025).

Sepanjang Ramadan, MUI bersama ormas Islam, lembaga filantropi, dan organisasi solidaritas Palestina akan melancarkan kampanye bertajuk 'Shiyam Ramadhan, Kemanusiaan, dan Kemerdekaan Palestina'. Selain untuk memantapkan aksi boikot, kampanye itu juga bertujuan mengintensifkan bantuan kemanusiaan ke Palestina dan memperkuat soliditas di antara kekuatan-kekuatan masyarakat untuk membantu perjuangan kemerdekaan Palestina.

"MUI menjadikan Ramadhan kali ini sebagai Bulan Solidaritas Palestina," ujar Sudarnoto.

Bagi MUI, berpuasa di bulan Ramadan tidak hanya menahan lapar, haus, dan hawa nafsu tetapi juga 'berpuasa' dari mengonsumsi merek-merek yang memiliki afiliasi dengan rezim pendudukan Israel sebagai refleksi dari peningkatan spiritualitas di bulan suci Ramadan.

MUI kemudian mendorong umat dan masyarakat pada umumnya untuk lebih memilih produk-produk nasional yang halal. Selain menghindari jeratan ikut terlibat dalam kejahatan Israel, mengonsumsi produk nasional yang halal juga akan mendukung kemandirian perekonomian nasional.

Sumber: Detik.com

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال