BORNEOTREND.COM, KALSEL - Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilaksanakan di Kalimantan Selatan pada 29 dan 30 Januari 2025 berhasil mengurangi intensitas hujan.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Kalsel, Bambang menyatakan bahwa respon cepat Gubernur H Muhidin yang mengusulkan pelaksanaan OMC kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membuahkan hasil yang optimal.
“Alhamdulillah, hasil dari OMC yang dilaksanakan selama dua hari kemarin cukup efektif. Intensitas hujan di Kalsel, khususnya di daerah pesisir Selatan, mengalami penurunan, yang sangat membantu dalam mengurangi potensi banjir,” jelas Bambang, Selasa (4/2/2025).
OMC merupakan salah satu upaya mitigasi untuk mengurangi dampak dan potensi bencana, dengan fokus utama pada ancaman banjir yang disebabkan oleh tingginya curah hujan.
Proses ini dilakukan dengan menyemai awan-awan yang berpotensi menghasilkan hujan, agar hujan terjadi sebelum awan tersebut mencapai daerah-daerah yang rawan banjir.
Bambang menambahkan, meskipun hasil OMC ini belum dapat mencakup seluruh wilayah Kalsel, pola modifikasi cuaca yang dilakukan di daerah pesisir Selatan sudah memberikan dampak signifikan dalam mengurangi risiko banjir.
“Idealnya, OMC dilakukan lebih lama agar hasilnya lebih maksimal,” tambahnya.
Gubernur Kalsel, H Muhidin dalam surat usulan kepada Kepala BNPB, meminta agar OMC dapat kembali digelar pada tanggal 8-9 Februari 2025, menjelang Peringatan Hari Pers Nasional (HPN).
Kalsel yang akan menjadi tuan rumah acara besar tersebut dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto dan pejabat negara lainnya.
Sementara itu, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto menegaskan bahwa tujuan OMC bukanlah untuk menghilangkan hujan, melainkan untuk mengendalikan intensitas hujan yang tinggi.
“Kami menggunakan teknik redistribusi curah hujan, salah satunya dengan menjatuhkan garam dan kapur tohor ke awan yang ada di laut, sehingga hujan di daratan berkurang,” jelasnya.
Metode ini, yang mempercepat turunnya hujan dengan garam dan membuyarkan awan dengan kapur tohor, terbukti efektif.
Agus menambahkan, teknologi modifikasi cuaca ini memiliki tingkat efektivitas sekitar 70 persen, dan kini BMKG sudah membentuk unit khusus untuk mengelola teknologi tersebut.
Dengan harapan agar program ini dapat terus berjalan, Bambang dan seluruh pihak terkait berharap agar regulasi terkait OMC segera diperjelas, demi keberlanjutan upaya mitigasi bencana yang lebih efektif di Kalsel.
Sumber: diskominfomc.kalselprov.go.id