BORNEOTREND.COM - Berbeda dari biasanya Poetry in Action at Mingguraya agenda bulanan di Panggung Bundar Mingguraya, kali ini akan memberi penghormatan kepada dua seniman Banua yang telah berpulang menghadap ilahi. Mereka adalah Yulian Manan (8 Juli 1973-14 Februari 2025) dan Agus Makkie (14 Agustus 1969-7 Februari 2025).
"Mereka berdua adalah figur yang konsisten dan berdedikasi penuh pada pilihan dalam berkarya dan berbagi kebaikan, khususnya fotografi, film, seni rupa, dan mendorong partisipasi dalam perjuangan karya-karya seni. Mereka berdua bagai ungkapan kada mambuang taruh, telah melakukan pengorbanan yang tidak sia-sia dalam pilihan berkarya dan memberi harapan pada para pembelajar," ujar HE Benyamine, yang rutin menjadi koordinator Poetry in Action at Mingguraya di Kota Banjarbaru.
Kegiatan ini digelar 28 Februari 2025, pukul 21:10 Wita sampai selesai dengan tema: “Kada Mambuang Taruh”. Menurutnya HE Benyamine kegiatan ini seperti biasa terbuka partisipasi untuk pengisi acara, tampilan tradisi lisan, bakisah, stand up comedy, storytelling, musikalisasi atau baca puisi, teater (petilan), monolog, tari, pantomim, dan lainnya.
"Terbuka umum dan bersifat partisipatif. Kegiatan ini menjadi wahana aksi dari berbagai bidang seni, sebagai ruang proses dan apresiasi dalam beragam bentuk seni dan pertunjukan," ujarnya.
Tema kegiatan ini juga sekaligus merayakan seperempat abad upaya melestarikan keragaman bahasa dan mempromosikan bahasa ibu. Pelestarian bahasa dalam upaya menjaga warisan budaya, meningkatkan pendidikan, dan membina masyarakat yang lebih damai. Pada tahun 2025 dengan tema: Silver Jubilee Celebration of International Mother Language Day (21 Februari).
Menurutnya, bahasa mempunyai implikasi kompleks terhadap identitas, komunikasi, integrasi sosial, pendidikan dan pembangunan, serta punya peran strategis bagi manusia. Proses globalisasi menjadikan bahasa semakin terancam atau bahkan hilang sama sekali.
"Bila keragaman bahasa memudar maka kekayaan keragaman budaya di dunia juga ikut memudar," ujar pria yang sering dipanggil Bang Ben ini.
"Kada mambuang taruh" (peribahasa Banjar) sebagai ungkapan pengorbanan yang tidak sia-sia, dengan pengharapan pada tekad terus berupaya dan belajar dengan bahasa yang lebih dekat dengan kehidupannya.
Hari Bahasa Ibu Internasional (2025) untuk memastikan bahwa sistem pendidikan mendukung hak untuk belajar dalam bahasa ibu sangat penting untuk meningkatkan hasil pembelajaran, karena siswa yang diajar dalam bahasa yang mereka pahami sepenuhnya menunjukkan pemahaman, keterlibatan, dan keterampilan berpikir kritis yang lebih baik.
"Pendidikan dengan bahasa ibu menumbuhkan keterkaitan dengan budaya yang membentuk masyarakat lebih inklusif dan adil. Kada mambuang taruh berbahasa dengan bahasa ibu," ujarnya sambil menambahkan penyelenggaraan kegiatan menguatkan volunter, partisipasi, dan menerima sumbangan dana atau kudapan untuk keberlanjutan acara ini.
Editor: Khairiadi Asa