![]() |
Oleh Khairiadi Asa (Foto ilustrasi: nett) |
BORNEOTREND.COM - Di akhir masa jabatannya Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina mengeluarkan kebijakan tanggap darurat sampah. Hal itu dilakukan setelah penutupan TPA Basirih per 1 Februari 2025 oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI.
Akibat penutupan TPA Basirih tersebut maka sudah pasti menyebabkan banyaknya sampah di berbagai TPS yang tidak maksimal bterangkut, atau terjadi penumpukan di berbagai kawasan tertentu.
Jika melihat perkembangan jumlah penduduk kota ini selama 10 tahun terakhir angkanya stagnan. Hanya berkisar 600.000-an dan tidak pernah melebihi di atas 700.000 populasinya. Sedangkan produksi sampahnya selama 10 tahun terakhir meningkat tajam, dari sekitar 100.000 ton per hari hingga mencapai 600.000 ton per harinya saat ini.
Lalu, darimana datangnya sampah?
Dari berbagai data yang ada disebutkan sumber sampah di Kota Banjarmasin berasal dari rumah tangga, kegiatan komersil, dan fasilitas umum. Jenis sampahnya meliputi sampah organik, anorganik, dan spesifik.
Dari semua sumber sampah yang ada terbanyak adalah berasal dari rumah tangga, yakni sekitar 36 persen. Sekitar 24 persen berasal dari pasar tradisional, sisanya dari kegiatan komersil dan fasilitas umum lainnya.
Gaya hidup warga kota dalam berbelanja (produk makanan dan minuman) saat ini juga meningkat menggunakan sistem online (menggunakan jasa hantaran). Barang yang dibeli sudah dikemas sedemikian rupa (bungkusan barangnya), dan rata-rata menggunakan kantong plastik untuk membawanya.
Perkembangan sistem belanja online produk makanan dan minuman di Kota Banjarmasin saat ini juga mulai menjamur, bisa kita lihat di semua sudut kota warung maupun restoran menggunakan jasa hantaran. Praktisnya lagi sistem ini sebagian berlaku selama 24 jam, menggunakan jasa GoFood atau sebutan lainnya.
Memang tidak ada data atau hasil penelitian yang menggambarkan sejauhmana pengaruh sistem belanja online terhadap meningkatnya produksi sampah yang ada di Kota Banjarmasin.
Namun, jika melihat trend gaya hidup belanja online saat ini, patut diduga ini juga salah satu penyebab meningkatnya produksi sampah yang ada. Sampah belanja online ini juga tidak sedikit datangnya dari luar Kota Banjarmasin (Pulau Jawa).
Penulis: Khairiadi Asa, Pemimpin Redaksi borneotrend.com