![]() |
Ilustrasi – Hujan ekstrem – Foto Net |
BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan bahwa Indonesia akan menghadapi peningkatan intensitas curah hujan ekstrem selama musim hujan, serta periode kekeringan yang lebih panjang pada musim kemarau hingga tahun 2100. Proyeksi ini menunjukkan bahwa kondisi cuaca ekstrem akan semakin sering terjadi dalam beberapa dekade mendatang.
“Proyeksi kami menunjukkan bahwa hingga tahun 2100, hari-hari dengan curah hujan ekstrem pada musim hujan akan semakin bertambah, dan hari-hari tanpa hujan pada musim kemarau juga akan semakin panjang. Artinya, kondisi cuaca ekstrem, baik yang sangat basah maupun sangat kering, akan terus meningkat," kata Direktur Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab, dalam sebuah diskusi daring, Senin (24/3/2025).
Data BMKG menunjukkan bahwa tren peningkatan cuaca ekstrem ini sejalan dengan temuan global yang menyebutkan bahwa perubahan iklim telah memperburuk kondisi cuaca ekstrem di berbagai belahan dunia.
2024: Tahun Terpanas dalam Sejarah Pengamatan Suhu
Fachri juga menjelaskan bahwa suhu rata-rata di Indonesia terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir, dan tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah pengamatan suhu di Indonesia.
“2024 adalah tahun terpanas sepanjang sejarah pengamatan suhu di dunia, bahkan dalam 175 tahun pengamatan. Laju kenaikan suhu global pada tahun 2024 sudah mencapai 1,55 derajat Celcius, yang sudah melebihi target Paris Agreement,” ungkapnya.
Kondisi ini sejalan dengan kesimpulan global yang menunjukkan bahwa 2024 juga merupakan tahun terpanas di Indonesia, yang turut memperburuk dampak perubahan iklim.
Proyeksi Suhu dan Curah Hujan hingga 2100
BMKG memproyeksikan bahwa suhu rata-rata di Indonesia akan terus naik hingga tahun 2100, dengan peningkatan yang merata di hampir seluruh wilayah Indonesia. Hal ini diprediksi akan semakin memperburuk curah hujan ekstrem di musim hujan dan kekeringan panjang di musim kemarau.
Hubungan Peningkatan Suhu dengan Cuaca Ekstrem
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa ada hubungan erat antara peningkatan suhu udara dengan tingginya curah hujan ekstrem di Indonesia.
“Kejadian hujan ekstrem semakin meningkat, dengan intensitas, frekuensi, dan durasi yang lebih panjang. Semua ini berkorelasi dengan kenaikan suhu permukaan,” jelasnya.
Dwikorita juga menjelaskan bahwa peningkatan suhu udara memicu siklus hidrologi yang lebih cepat, sehingga periode cuaca ekstrem akan semakin intens. Cuaca basah ekstrem akan menjadi lebih basah, sementara cuaca kering ekstrem akan menjadi lebih kering.
Dampak Peningkatan Gas Rumah Kaca
Menurut Dwikorita, fenomena ini memiliki hubungan langsung dengan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Gas rumah kaca yang semakin banyak menyebabkan suhu udara meningkat, yang pada gilirannya memperburuk kejadian cuaca ekstrem.
"Data menunjukkan bahwa peningkatan emisi gas rumah kaca sangat berkorelasi dengan kenaikan suhu udara dan peningkatan kejadian ekstrem," katanya.
Dengan proyeksi ini, BMKG mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada dan mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat guna menghadapi perubahan iklim yang semakin nyata.
Sumber: cnnindonesia.com