Cari Solusi Masalah Sampah, AHY dan Dody Bertemu Presiden

MEMILAH SAMPAH: Petugas kebersihan memilah sampah yang masih bisa digunakan – Foto Net


BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menghadap Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, untuk membahas solusi terkait masalah tata kelola sampah yang semakin mendesak.

Pada pertemuan yang berlangsung Rabu (12/3/2025), AHY menjelaskan bahwa kementerian telah menyiapkan beberapa solusi terkait pengelolaan sampah yang akan segera dilaporkan kepada Presiden Prabowo. Menurut AHY, penanganan masalah sampah harus segera dilakukan dengan solusi yang tepat dan berkelanjutan.

“Masalah sampah ini sudah dalam kondisi darurat dan kita harus segera mencari solusinya. Kami membutuhkan arahan dan direktif dari Bapak Presiden untuk langkah-langkah selanjutnya,” ujar AHY kepada wartawan sebelum pertemuan dengan Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, AHY juga menambahkan bahwa kementerian telah beberapa kali menggelar rapat koordinasi mengenai pengelolaan sampah. Salah satu fokus utama adalah melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum, yang memiliki peran penting dalam menyediakan teknologi dan instalasi yang diperlukan untuk mengurangi sampah secara signifikan, mulai dari sumbernya seperti rumah tangga dan industri hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

"Pengelolaan sampah harus diarahkan kepada solusi berkelanjutan, sehingga sampah yang terakumulasi di TPA bisa diubah menjadi energi listrik atau bahan yang berguna lainnya," lanjut AHY. 

Pendekatan pembangunan yang berkelanjutan dan ketahanan lingkungan menjadi prioritas penting bagi Presiden Prabowo.

Isu tata kelola sampah ini juga menjadi perhatian serius Presiden Prabowo dalam beberapa hari terakhir. Sebelumnya, pada Selasa (11/3), Presiden memanggil Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dan mengundang Pandawara Group, sekelompok pemuda yang rutin membersihkan sampah dari sungai-sungai dan pesisir.

Dalam pertemuan tersebut, anggota Pandawara Group, seperti Gilang Rahma, mengungkapkan kendala yang mereka hadapi, termasuk soal perizinan untuk pengangkutan sampah dalam jumlah besar. Pandawara mengaku harus memperoleh izin khusus setiap kali mengangkut sampah dari daerah aliran sungai.

“Masalah perizinan menjadi salah satu hambatan utama bagi kami, karena kuantitas sampah yang kami angkut cukup banyak. Kami memerlukan surat izin untuk setiap pengangkutan,” ujar Gilang.

Presiden Prabowo mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh Pandawara dan menyarankan agar mereka tetap melanjutkan aksi bersih-bersih tersebut, meskipun menghadapi berbagai tantangan.

“Presiden juga menyampaikan agar kami terus berjuang dan tidak lelah menghadapi tantangan yang ada,” tambah Gilang.

Pandawara Group, yang terdiri dari lima pemuda asal Bandung (Agung Permana, Gilang Rahma, Muhammad Ihsan Kamil, Rafla Pasya, dan Rifki Sa’dulah), telah membersihkan lebih dari 80 titik di daerah aliran sungai dan pantai di Pulau Jawa serta Lampung dari tumpukan sampah.

Sumber: Antara

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال