![]() |
Rahmad Darmawan - Foto Net |
BORNEOTREND.COM, JAKARTA – Kekecewaan mendalam harus diterima Timnas Indonesia setelah dihajar telak 1-5 oleh Australia dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026. Kekalahan ini tidak hanya memupuskan harapan untuk meraih poin, tetapi juga memberikan gambaran suram atas debut pelatih baru Patrick Kluivert, yang diharapkan bisa membawa angin segar bagi skuad Garuda.
Hasil ini sungguh jauh dari ekspektasi. Timnas Indonesia yang semula diharapkan mampu memberikan perlawanan sengit, malah terjebak dalam permainan defensif yang mudah ditembus oleh Australia. Bukan hanya kalah telak, namun skuad Garuda seakan kehilangan identitasnya di lapangan.
Pelatih Rahmad Darmawan, yang hadir sebagai komentator, memberikan sorotan tajam atas performa tim. Menurutnya, salah satu faktor utama kekalahan ini adalah kegagalan dalam memanfaatkan potensi Calvin Verdonk sebagai wingback, yang selama ini menjadi kekuatan utama dalam menyerang dan bertahan.
“Kita tidak mengoptimalkan kemampuan Calvin Verdonk hari ini. Verdonk sangat penting dalam menjaga keseimbangan lini pertahanan dan penyerangan, namun itu tidak terjadi dalam pertandingan ini,” ujar Rahmad Darmawan dengan tegas.
Lebih lanjut, Rahmad juga menyoroti kelemahan di sektor wingback yang tidak mampu bekerja maksimal.
“Posisi wingback yang diharapkan bisa menambah daya serang malah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, kita hanya bergantung pada serangan lini depan yang mudah dibaca oleh pertahanan Australia,” lanjutnya.
Timnas Indonesia memang tampil agresif di awal pertandingan, bahkan mendapat kesempatan emas lewat penalti. Namun, Kevin Diks yang dipercaya sebagai eksekutor gagal memanfaatkan peluang tersebut. Setelah kegagalan itu, momentum permainan langsung berbalik, dan Australia pun mengambil alih kendali pertandingan dengan mudah, mencetak lima gol tanpa kesulitan berarti.
Gol hiburan Indonesia hadir lewat Ole Romeny di menit ke-78, namun itu tidak cukup untuk membendung dominasi Australia yang terus mengempaskan harapan Garuda.
Rahmad Darmawan memberikan catatan kritis: "Babak pertama sebenarnya sangat anomali. Ketika bermain tandang, seharusnya kita lebih berhati-hati, terutama dalam mengelola tekanan dari lawan yang terus menekan."
Kekalahan ini menjadi pukulan berat bagi Timnas Indonesia yang tengah berusaha bangkit di bawah kepemimpinan Patrick Kluivert. Laga ini menunjukkan bahwa evaluasi mendalam dan perbaikan strategi sangat diperlukan jika Indonesia ingin tetap berada dalam jalur persaingan untuk Piala Dunia 2026.
Kini, harapan para penggemar Timnas Indonesia terancam semakin memudar. Tanpa perubahan signifikan, impian untuk lolos ke Piala Dunia mungkin hanya akan menjadi angan-angan belaka.
Sumber: beritasatu.com