BORNEOTREND.COM, KALSEL- Bupati Barito Kuala (Batola) H Bahrul Ilmi memimpin langsung pertemuan Koordinasi dan Sosialisasi Hukum Brigade Pangan Batola, rabu (15/4/2025) lalu di Aula Selidah, Marabahan, Kabupaten Batola.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan (Kalsel), Kepala Kejaksaan Negeri Marabahan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Provinsi Kalsel yang diwakili oleh Kepala Bidang Penyuluhan, Kepala Koordinator Badan Penyuluhan Se-Kabupaten Batola serta para Brigade Pangan se-Kabupaten Batola.
Dalam arahannya, Bupati Batola H Bahrul Ilmi menyadari sekarang ini dari 13 Kabupaten salah satu Kabupaten Batola adalah menjadi harga diri di Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya di sektor pertanian.
"Bahwa yang akan mengangkat harkat martabat Kalsel di sektor pertanian diletakkan dipundak kita Kabupaten Batola, karena pertanian kita adalah yang terluas di antara 12 Kabupaten lainnya. Jadi tolong di ingat harga diri kita ada di tangan brigade-brigade pangan” ujarnya.
Dirinya juga mengajak anak-anak muda brigade pangan pasang badan bersama-sama turun ke depan mengembangkan pertanian di Kabupaten Batola.
“Pasang badan anak muda. Harga diri kita Kabupaten Batola ada di tangan-tangan brigade pangan anak-anak muda sekarang, kita ke depan besama-sama Bupati Insyaallah turun ke depan mengembangkan pertanian di Kabupaten Batola," ajaknya.
Dijelaskannya juga bahwa Kabupaten Batola adalah penyuplai terbesar beras sebanyak 22% dan paling luas lahannya sekitar 117.000 Hektare. Namun harus diakuinya dari segi produktifitas masih dibawah rata-rata Provinsi, mengingat Provinsi sudah diatas 4 ton per hektare, sedangkan Batola baru 3,7 ton per hectare.
"Produktifitas ini rendah karena kondisi lahan dan benih yang ditanam. Dengan adanya program swasembada pangan ini Batola ditargetkan untuk 3 kali tanam," tambahnya lagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Murniati dalam sambutannya mengatakan, adanya Brigade Pangan ini diharapkan kepada anak-anak milineal teknologi yang juga mau terjun ke pertanian.
"Maka di dalam satu desa itu dituntut berdasarkan optimalisasi lahan, optimalisasi lahan adalah kegiatan untuk memperbaiki lahan terutama tata air dan struktur lahannya agar lebih bisa dimanfaatkan untuk tanam 2 kali atau lebih” bebernya.
Diakuinya juga bahwa kondisi pertanian di Batola itu pada umumnya adalah tanam sekali dengan varietas lokal, padahal pemerintah menargetkan harus tanam 3 kali. Karena itulah dengan adanya Brigade Pangan setiap 200 hektare optimalisasi lahan itu dibentuklah Brigade Pangan dengan harapan anak-anak muda ini menggunakan alat dan mesin bantuan dari kementerian pertanian ini dapat mengelola lahan dari petani.
"Kalau petani tanam 1 kali yang lokal jadi 2 kalinya adalah tanam unggul yang varietasnya umur pendek. Batola sendiri pada Dinas Pertanian mengembangkan untuk menghijaukan tanam 3 kali dalam 1 tahun itu kita harus mendapatkan varietas yang bisa umurnya pendek sekitar 3 bulan sehingga kita bisa panen 3 kali dalam 1 tahun” tukasnya.
Sumber: Kominfo Batola