![]() |
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding. Foto-Net |
BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding meminta masyarakat berhati-hati menerima tawaran melalui media sosial untuk bekerja ke Kamboja, Thailand, dan Myanmar, karena pemerintah tidak memiliki kerja sama penempatan dengan ketiga negara itu.
"Indonesia tidak memiliki kerja sama penempatan dengan Kamboja, Thailand dan Myanmar," kata Menteri Karding dalam konferensi pers di Kementerian P2MI Jakarta, Kamis.
Peringatan itu disampaikan menyusul beberapa kasus kematian pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja secara nonprosedural di Kamboja.
Untuk itu, Karding meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati jika mendapat tawaran dari ketiga negara tersebut.
"Jadi, jika ada tawaran pekerjaan datang dari tiga negara tersebut, mohon untuk lebih jauh berhati-hati karena ada begitu banyak kasus TPPO (tindak pidana perdagangan orang) yang terjadi," katanya.
Menteri Karding menegaskan kementeriannya menaruh perhatian serius terhadap kasus-kasus kematian pekerja migran Indonesia nonprosedural yang bekerja di Kamboja atau Myanmar.
Untuk itu, dia berharap agar warga Indonesia dapat turut membantu pemerintah dalam memberikan pemahaman dan melaporkan jika ada sanak saudara, teman atau tetangga yang mendapat tawaran kerja ke tiga negara tersebut.
"Tolong bantu beri pemahaman juga kepada mereka, sudah banyak contoh-contoh kasus yang terjadi," katanya.
"Kami sangat berharap, seluruh warga ikut membantu pemerintah agar tidak ada lagi kasus-kasus kematian warga kita di luar negeri karena terjebak bekerja sebagai online scammer," sambung Menteri Karding.
Baru-baru ini, dua pekerja migran Indonesia yang nonprosedural, Ihwan Sahab asal Kota Bekasi dan Rizal Sampurna asal Banyuwangi, Jawa Timur, meninggal setelah diketahui bekerja melalui jalur tidak resmi di Kamboja.
Hasil pelacakan di Siskop2MI tidak ditemukan data penempatan atas nama Ihwan Sahab dan Rizal. Hal itu mengindikasikan keduanya berangkat secara nonprosedural ke Kamboja, tanpa pelindungan hukum dan tidak tercatat sebagai pekerja migran Indonesia resmi.
Tim BP3MI Jawa Timur juga telah mendatangi rumah keluarga Rizal Sampurna di Banyuwangi dan ditemukan fakta bahwa Rizal berangkat tanpa diketahui keluarga.
Rizal masuk ke Kamboja melalui Malaysia dengan menggunakan kapal pada Oktober 2024 lalu. Pada Januari 2025, Rizal sempat menghubungi keluarga dan memberitahukan bahwa ia bekerja di Kamboja.
Pada 13 Maret, Rizal kembali menghubungi saudaranya dan memberitahu bahwa ia bekerja sebagai scammer. Pemuda Banyuwangi itu bahkan mengirimkan foto dirinya bekerja dengan tangan yang diborgol.
Pada 6 April 2025, seseorang bernama Ihwan menelepon untuk memberitahu ke keluarga bahwa Rizal Sampurna telah meninggal dunia. Namun, tidak menyertakan bukti dokumen/foto jenazah dengan alasan telah diberikan ke Kepolisian Kamboja.
"Kementerian P2MI telah berkoordinasi dengan KBRI Phnom Penh terkait pemulangan jenazah Rizal Sampurna," kata Menteri Karding.
Sedangkan Ihwan Sahab disebut mengalami musibah dan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Kratie di Kamboja pada 5 April 2025 dan dinyatakan meninggal pada 14 April 2025.
Namun demikian, berdasarkan komunikasi dengan KBRI di Phnom Penh, tidak diketahui perusahaan tempat Ihwan Sahab bekerja, sehingga mereka kesulitan meminta pertanggungjawaban.
Hasil analisa dokter di RS Kratie Kamboja yang keluar pada 17 April disebutkan Ihwan mengalami benturan di kepala dan ada kemungkinan putusnya pembuluh darah di bagian otak.
Setelah mendapat persetujuan keluarga, Ihwan Sahab dimakamkan di Kamboja, dengan fasilitas penuh dari KemenP2MI dan KBRI Phnom Penh di Kamboja.
Sumber: Antara